Pendidikan: Proses Mendidik Diri, dan Orang Lain

Education. Apa hakikat dari pendidikan itu sendiri? Apakah memang menjalani pendidikan berarti memintarkan diri. Untuk dapat terus menimba ilmu, terus menempa apa yang seharusnya ditempa. Apakah memang kita perlu memikirkan kembali tentang apa yang penting untuk diri pada pendidikan. Ijazah sepertinya menjadi penting untuk diperhatikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari manusia. Ya, pendidikan hari ini lebih berprespektif untuk mencari gelar, mencari ijazah. Apakah kemudian pendidikan harus sepenting itu untuk mendapatkan pengakuan?

Kita sebenarnya tidak penting untuk memikirkan bagaimana sistem pendidikan yang baik untuk manusia itu sendiri apakah memang kita ini sebenarnya tidak terlalu penting untuk memahami apa yang kita pikirkan. Bagaimana bentuk akhir dari pendidikan jika hanya simbol melalui ijazah yang penting untuk dikejar. Apatis sekali sepertinya. Apakah memang pendidikan sedangkal itu. Serendah itu untuk melihat bagaimana bentuk pendidikan itu sendiri.

Hakikatnya pendidikan adalah mendidik diri sebenarnya, berproses menjadi tidak biasa, tidak pula berdiam diri dengan masalah-masalah masyarakat. Maka ada pendidikan orang tertindas Paulo Friere, yang nantinya membentuk prespektif kiri tentang bagaimana sebuah pendidikan harus muncul dari akar rumput. Sebuah teori yang disajikan dengan cerita sederhana dibalik penjara. Sedangkan aku tetap duduk dibelakang kebon memikirkan apa hakikat pendidikan yang aku sendiri hampir tidak tau apa yang aku pikirkan ini bermanfaat untuk banyak orang atau tidak.

Bagaimana sebenarnya fungsi pendidikan bukan hanya sekedar komoditas, namun juga bagian integral untuk memahami bagaimana dunia bekerja. Mencari pengetahuan, dan memproduksinya menjadi teori yang mudah dipahami oleh banyak orang. Tentang kata-kata yang entah akan seperti apa, sepertinya aku sendiri masih banyak belajar membumikan teori tanpa harus mengurangi esensi. Tapi itu sulitnya bukan main. Memahamkan cara kerja Grouded Theory saja rasa-rasa mau putus harapan. Belum tentang led-research, ataupun fenomenologi. Lebih-lebih hermeneutik yang menjadi tidak penting akhir-akhirn ini. Apa pengetahuan yang diproduksi dari pendidikan?

Kecuali hanya ketiadaan, keputusasaan, dan pupus harapan.

Leave a comment