Bagian Penting dari Hidup: Bernafas

Satu hal yang disadari manusia ketika hidup adalah bernafas. Tanpa bernafas, maka paru-paru tidak bisa menyerap oksigen, tidak pula darah yang berisi karbondioksida dikeluarkan dari tubuh. Bernafas merupakan tanda manusia masih hidup. Masih memberikan kemampuan berfikirnya untuk apa yang dihidupkan dalam pemikirannya.

Breathing @wirosasono 2022

Bernafas akhirnya menjadi penentu pada manusia, penanda untuk hidup. Bernafas, dan terus memikirkan kehidupan yang belum tentu baik. Tapi dengan bernafas, setidaknya tubuh masih hidup, untuk kembali mengingat bahwa kita manusia, kita bereksistensi terhadap hidup itu sendiri, sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari manusia. Manusia yang bernafas akan memberikan caranya untuk hidup, hanya beberapa yang sadar untuk dapat merasakan nafas ini, selebihnya lupa bahwa dirinya manusia.

Apakah ketentuan bernafas ini patut disadari? Tidak juga, karena kebutuhan manusia yang begitu kompleks terhadap definisi-definisi manusia itu sendiri. Tentang bagaimana manusia mempersiapkan hari terakhirnya, takut terhadap kematian, dan nafas menjadi penentu oleh tenaga medis untuk menentukan apakah dia akan hidup, atau telah mati. Jika kau bertemu aku begini dengan nafas yang memburu, ambisi yang begitu menggebu, akankah kita dapat berdiskusi tentang kehidupan nafas itu sendiri? Bisakah kita menghargai nafas ini?

Support System: Keluarga

Kita tidak tau apa yang akan kembali pada masa depan, apa yang akan hadir sebagai bagain dari pengakuan kehidupan itu sendiri sebagai bagian dari kehidupan. Tentu masalah yang terus menerus ada, dan mengada sebagai bagain yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia itu sendiri.

Sistem pendukung kehidupan dapat berupa apapun, dapat juga berupa kehidupan yang baik, dapat juga berbentuk bantuan berupa harta, tahta maupun kondisi keluarga, karena wanita sudah terlalu lampau untuk menjadikan ambisi seorang lelaki hadir sebagai bagain dari keluarganya. Apa yang sebenarnya penting dari support sytem itu sendiri? Banyak hanya memakan umur, menghabiskan kehidupan untuk sekedar diakui, sekedar menjadi pemilik suatu tata laksana kehidupan itu sendiri.

Justru keluarga yang entah itu kandung, maupun memiliki kedekatan emosional yang memberikan sistem pendukung untuk menjadikan manusia tetap hidup. Tetap menjadi harapan untuk masa depan. Tetap memberikan inspirasi yang entah itu merupakan dunia yang baik, atau sebaliknya. Menjadi sesuatu yang tidak menyenangkan. Tapi pada akhirnya kita harus mengakui bahwa keluarga memiliki peran penting dalam kehidupan yang fana ini. Tanpa mereka kita hanyalah seonggok daging yang berusaha untuk survive dalam kehidupan yang semu ini.

Tentu dalam keluarga memerlukan perawatan untuk dapat terjalin hubungan yang saling menguntungkan, bukan sebaliknya. Nyatanya kehidupan tidak semudah itu berbicara tentang kehidupan itu sendiri. Pada titik apa sebenarnya kita memahami bahwa keluarga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari diri kita?

Bekerja Sesuai Porsi

Setelah submit Tertutup, adalah hari-hari penuh penantian. Penuh dengan kehidupan yang belum tau apakah akan baik atau tidak. Masih ada jurnal untuk Prof Dwi, dan juga file presentasi untuk tertutup nanti. Apakah nantinya akan sesuai dengan konstruksi berfikir atau tidak, sepertinya aku lebih tidak peduli untuk dapat memberikan kontribusi lebih pada wilayah yang pekerjaan ini.

Kemarin juga aku bertemu salah satu petinggi di kerajaan yang hari ini aku dapati. Dan ternyata berbeda dengan ideologi yang ditanamkan pada kerajaan ini. Berupa honor dan uang terima kasih yang tidak sertamerta menarik untuk diperjuangkan. Hanya sekedar membangun kehidupan yang baik untuk masa depan.

Betul bahwa bekerja memang seharusnya sesuai dengan porsinya masing-masing. Namun, apakah kehidupan juga akan selesai hanya dengan bekerja? Bukankah rejeki itu datang dari arah yang tidak disangka-sangka. Maka, maksimalkan saja apa yang ada, dan belajar secara maksimal apa yang seharusnya dipelajari. Tentang aturan-aturan yang tidak jelas itu, tentang kehidupan bekerja yang sesuai dengan porsi, namun idealnya bekerja bukan hanya demi gaji yang didapatkan. Lebih dari itu, kita harus memberikan yang tidak nampak sebagai penghargaan uang, dan transaksional.

Bukankah itu yang dibutuhkan orang lain, dengan bahasa yang tidak saja transaksional, tapi juga memberikan gambaran penuh dengan kehidupan yang sesungguhnya.

Naskah Ini Siap di Obrak-Abrik Kembali

Naskah ini telah siap. Aku mendoakan semoga anakku yang berumur 3 tahun ini menjadi lebih baik lagi. Bukan hanya sekedar tumpukan tulisan. Tapi lebih dari itu, menjadi bagian penting dalam kehidupanku. Membentuk sekedar bentuk yang berisi pemikiran.

Hanya kepada Allah aku serahkan semua keputusan. Kepada Dia, yang tidak beranak dan tidak diperanakkan. Hari ini aku niatkan untuk selesaikan naskah yang penuh dengan perjuangan ini hadir dalam SIDANG TERTUTUP. Entah kapan akan hadir waktu itu, jadwal itu, aku akan tetap menunggu.

Hai naskah, ketauhilah bahwa kau banyak mengalami kehidupan yang begitu berat. Penelitian yang tidak sedikit, namun dari situ, aku percaya bahwa kau akan membawaku pada titik yang terbaik dalam kehidupan. Lulus dokotoral. Naskah, aku menghargaimu. Membawamu pada titik yang mungkin tidak pernah disangka sebelumnya, begitu perjalanan kita Jakarta-Jogja-Bogor-Bekasi-Solo, merupakan perjalanan panjang hasil dari apa yang kita dapatkan. Mari kita berjuang bersama nanti di ujian tertutup.

Terima kasih, suratul faatihah.

Berdamai dengan Kehidupan dan Kematian

Pengingat terbaik kehidupan adalah kematian. Bahwa setiap hari akan ada mati, setiap yang bernyawa akan mati, akan meninggalkan dunia tanpa terkecuali. Semua akan datang pada saatnya kita menghadapi kematian itu sendiri. Tentang apa yang nantinya mengendap dalam kematian, kita akan menjawabkan ketika mati itu datang sebagai bagain dari kehidupan.

Nir-sunny @wirosasono 2022

Bentuk-bentuk kehidupan dan kematian yang begitu beragam dalam intepretasi manusia, akan membentuk manusia menemukan jalannya. Menemukan apa yang sebenarnya ada dalam diri, sebagai bagain penting dalam hidup. Satu-satunya cara untuk menikmatinya adalah berdamai dengan mereka, membiarkan mereka hadir dalam kemewaktuan yang tidak akan pasti sampai pada titik apa kehidupan akan berakhir.

Langkah belajar untuk berdamai ini sangat berbeda antar satu manusia dengan manusia lain, dengan pelbagai cobaan yang terus menghadang, hadir sebagai bentuk ketubuhan manusia. Berdamai dengan mereka berarti juga memaafkan kesalahan masa lalu yang bagi sebagian orang fatal. Sebagian yang lain tidak disadari untuk hidup kembali. Lalu kemanakah bentuk kedamaian yang sesungguhnya dapat hadir?

Mereka hadir dalam titik terendah, titik pasrah bahwa kehidupan ini akan berakhir pada akhirnya. Menyadari kesementaraan yang merupakan keabadian memberikan pengetahuan tentang apa itu sebenarnya damai dalam bentuk pemikiran yang holistik tentang diri kita. Kita sendiri yang mengenali kita, kita sendiri yang menentukan ke arah mana kereta ini akan dibawa, kereta kehidupan. Berdamai dengan menjalani hidup tidak sepenuhnya hanya begitu saja, namun juga memaknainya menjadi pembelajaran. Pembelajaran tentang kehilangan orang yang disayang, orang yang dicinta. Kehilangan inilah yang sepertinya menjadi celah untuk masuk dalam kedamaian yang sungguh.

Tiada lagi keinginan untuk mendapati sesuatu, namun ambisi yang dijaga dalam damai kehidupan. Pemberian akal pada manusia juga merupakan anugrah untuk berdamai dengan kehidupan maupun kematian. Tiada yang lebih menyenangkan daripada menerangi wadah hidup dengan sebenar-benarnya hidup. Tanpa berharap menjadi baik, tanpa berharap menjadi buruk. Begitulah damai sebenarnya.

Satu Tandatangan Menuju Doktor Seni

Disertasi, puncak pemikiran penelitian yang telah lama diimpikan, dalam bentuk yang mungkin tidak sempurna, namun penuh perjuangan didalamnya. Disertasi seperti layaknya anak yang telah dikandung, dibesarkan, umurnya lebih tua dari pada Lyubov. Selama 2014-2022, sebuah tahun-tahun penuh dengan pergolakan pemikiran untuk berujung pada Disertasi. Bahkan kehidupan sepertinya memberikan hasil yang signifikan. Hari ini, 6 dari 7 tandatangan penguji telah didapatkan. Artinya, satu tandatangan lagi, maka ujian Tertutup untuk mendapatkan gelar doktoral di depan mata.

Dr.Sn. (Cand.) Angga Kusuma Dawami, M.Sn, menjadi Dr. Sn. Angga Kusuma Dawami. Sebuah perjalanan intelektual penuh dengan intrik pengetahuan yang entah apakah ini benar atau salah. Bukankah kehidupan memang seperti itu, antara benar dan salah untuk membentuk diri sebagai bagian dari masyarkat, lalu kemudian, apa setelah ini.

St. Sunardi, Dr. St. Sunardi tepatnya, yang aku memanggilnya Prof Nardi, karena justru bukan Doktor yang patut untuk di depan nama beliau, tapi Professor. Gelar akademik tertinggi ini seperti pantas meskipun harus menggunakan Hc, atau Honoris Cuasa. Sebuah perjuangan yang panjang bertemu beliau ketika mata kuliah Filsafat Seni. Sebuah mata kuliah yang diganjar dengan nilai A pada akhir semester. Tentu bahagia, bahwa apa yang menjadi jalan pikiran hari ini adalah sebuah tataran yang patut diapresiasi sebagai Filsuf. Tapi Filsuf macam apa yang akan kau dapati setelah Dr. Sn. menjadi nama depanmu.

Pemikirannya yang bukan hanya sekedar bentuk pemikiran Doktoral membawaku pada titik ini, titik dimana aku mulai menyadari bahwa disertasi ini memang bermasalah ketika dimulai sebagai penelitian disertasi untuk mendapatkan gelar Doktor. Tapi apakah nantinya formalitas menjadi penting untuk terus hadir sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari proses pembelajaran. Tidak, tentu tidak.

Satu tandatangan ini memang berarti untukku, tapi tidak boleh menyerah hanya karena ada tambahan intepretasi tentang culture studies, kajian budaya. Meskipun Kris Budiman telah mendasarkan bagaimana cara kerja kajian budaya ini, tapi sepertinya aku juga tertatih menggunakannya. Entah apa yang ditulis dalam disertasi apakah benar atau salah, biarkan pengujian pada Tertutup yang menentukan.

Aku telah pasrah anakku ini dibantai sampai pada batasnya. Batas yang tidak pernah tau pada titik apa disertasi ini akan bertahan untuk pantas menjadi bagian dari nama depanmu, Mbon. Kau mengorbankan kehidupan istrimu, mengorbankan kehidupanmu, mengorbankan mimpi-mimpi yang telah disepakati. Apa yang bisa kau dapati dari satu tandatangan penting ini?

Begini Pak Nardi, Prof Nardi, bahwa apa yang sudah aku usahakan adalah apa yang bisa terbaik aku sajikan sebagai bagain yang tidak terpisahkan dalam disertasi ini. Ayolah, bantai aku di Tertutup. Aku bertanggungjawab atas semua tulisan yang menjadi hasil karya pemikiranku. Apapun nanti bentuknya setelah revisi tertulis, ataupun harus terbuka sekalipun, aku akan memperjuangkannya sebagai bagian dalam kehidupan. Filsafat seni seperti apa yang nantinya mengendap tidak akan aku sia-siakan sebagai bagain dari tubuh ini.

Ketubuhan, Fenomenologi, Hermeneutik, Filsafat, semuanya sepertinya telah lebur pada disertasi ini, segala masukan, meskipun nanti Prof Budi Hardiman, atau Prof Bambang Sunarto masuk, ataupun Prof Ahimsa masuk bagiku adalah guru-guru yang menciptakan pemikiranku saat ini.

Jadi tandatanganlah, kita bertarung secara intelektual dalam Ujian Tertutup.

Loading Pekerjaan

Pekerjaan itu sebenarnya terus menerus hadir dan mengada. Tanpa tau waktu tanpa tau kondisi. Menghiraukan apabila rumah membutuhkan perhatian lebih, atau anak lagi sakit. Begitu banyak loading pekerjaan yang harus diselesaikan satu persatu. Aku seperti tidak bisa memberikan gambaran pasti sebenarnya apa yang bisa dihadirkan dalam pengetahuan yang tidak konsisten ini. Tentang apa yang sebenarnya menjadi baik untuk masa depan.

Memang pekerjaan menjadi penting untuk segera diselesaikan. Bentuknya yang begitu beragam, menjadikan pekerjaan sesuatu yang candu, menghinggapi bentuk-bentuk yang tidak pasti. Dan tentu menjadi penentu apakah masa depan akan menyenangkan untuk dilalui atau tidak. Bentuk pekerjaan yang begitu beragam, memberikan gambaran tentang bermanfaatnya kehidupan yang dijalan.

Membuat materi, revisi disertasi merupakan pekerjaan yang begitu berat namun menyenangkan apabila dinikmati menjadi sebuah hal yang tidak bisa diabaikan. Tentu bentuk-bentuk pekerjaan seperti ini tidak mudah dilalui, namun sebagai profesional hal-hal seperti ini penting untuk dihadirkan sebagai bentuk tanggungjawab moral yang telah diemban sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan yang dijalani.

Mesin Kerja

Mesin-mesin ini sudah menua, mereka menunggu untuk direparasi, diperbaharui perangkatnya. Apa yang perlu baru untuk pengetahuan mesin manusia? Invoasi? Bentuk lain dari mesin itu sendiri? Tentang apa yang akhirnya hadir sebagai mesin adalah manusia sebagai motor utamanya. Apa yang sebenarnya abadi dalam mesin? Fungsinya? Bentuknya, atau sejarahnya?

Mechanical Worker @wirosasono, 2022

Setiap mesin kerja memerlukan pemanasan untuk membuat sesuatu, membuat suatu produksi masal tentang kehidupan, tentang apa yang nantinya penting untuk hidup itu sendiri. Apakah pada akhirnya mesin akan mati? Bukankah setiap yang hidup akan mati, terutama mereka yang hadir dalam dunia yang sementara ini. Akan kiamat bahkan bumi akan hancur, termasuk alam semesta. Lalu apa yang sebenarnya abadi? Kesementaraan adalah abadi, mereka kekal, dalam perubahan yang terus menerus dilakukan oleh manusia.

Termasuk mesin di dalamnya. Apakah nantinya kesementaraan mesin juga akan mati? Belum tentu, kesementaraan gerak dalam mesin akan membuat manusia akan tetap hidup, meskipun dalam harapan-harapan manusia terhadap dunia itu sendiri. Tentang apa yang menjadi baik, kita tidak bisa memastikan, kita hanya bisa menebak, mesin akan selama apa hidup, akan sekuat apa berputar.

Mesin manusia juga akan sama, memberikan padangan tentang apa yang hidup dan apa yang mati sebenarnya. Tinggal bagaimana kita akan mengakhiri matinya mesin itu sendiri.

Mempertanyakan Lagi Disertasi

Sebentar lagi tertutup, sebentar lagi Doktor akan menjadi gelar yang diberikan kepadamu. Tapi apakah disertasi ini patut untuk dijadikan disertasi, apakah patut untuk disebut sebagai disertasi. Disertasi merupakan hasil pemikiran, penelitian panjang tentang sesuatu, kehidupan yang tidak mudah untuk anak S3, bahkan bagi mereka yang telah melalangbuana dalam ilmu pengetahuan ilmiah.

Disertasi merupakan bukti pemikiran atas kehidupan yang menjadi menara gading terhadap pengetahuan itu sendiri. Tentang apa yang nantinya menjadi bagian penting dalam gelar doktor yang telah diraih. Antara praktek seni yang hadir dalam masyarakat menjadi bagian dari kenyataan yang telah dipahami, didalami sebagai bagian dalam kehidupan berkesenimanan seorang seniman. Tentang apa yang nantinya menjadi bagian penting dalam ilmu pengetahuan melalui kajian ilmiah.

Tapi apakah disertasi ini membawamu dalam pendewasaan tentang apa yang sebenarnya hanya menjadi ambisi untuk menjadi seorang doktoral. Apakah nantinya ini menjadi penting untuk dirimu, tentang metode-metode yang telah kau kuasai sekarang? Apakah nantinya kita akan berakar pada sesuatu yang penting, yang nantinya akan memberikan dampak yang baik untuk kehidupan masa depan?

Pada titik apa sebenarnya kehidupan-kehidupan disertasi hadir? Apa konsistensimu dalam penulisan-penulisan berikutnya? Apakah nantinya tidak menjadi jelas seperti kehidupanmu, tentang apa yang nantinya menjadi baik ke depan. Apakah nantinya disertasi ini bermanfaat, berguna untuk masa depan?

Penelitian Sosial: Hanyalah Sekedar Bualan

Penelitian, mengharuskan peneliti untuk hadir dalam apa yang diteliti. Tentang apa yang menjadi topiknya. Tentang apa yang seharusnya bisa menjadi ilmu pengetahuan. Sedangkan pengetahuan hanyalah konvensi yang disepakati oleh sebuah komunitas yang akhirnya menjadi besar, orang diluar komunitas?

Apakah itu penting?

Apakah berarti?

Apa pentingnya? Terlebih penelitian sosial yang seperti membual tentang apa-apa yang hadir dalam pemikiran pada penelitian tentang manusia yang penuh dengan intepretasi. Kita ini hanya sekedar menikmati cerita-cerita yang tidak pasti akan seperti apa akhirnya. Tentang hasil penelitian sosial yang tidak pasti bentuknya, tentang bagaimana kehidupan yang seharusnya berjalan. Kecuali pengangung teori yang mengharuskan pendekatan A, pendekatan B, teori A, teori B, analisis A, analisis B. Apa yang sebenarnya kita bualkan?

Semua tarikan kesimpulan hanya sekedar membuat, “o begitu”. Apa yang menarik? Hampir hanya sebatas untaian cerita yang tidak memberikan inspirasi tentang apa yang baik untuk masa depan. Tentang apa yang nantinya bermanfaat untuk dunia. Pada titik apa sebuah penelitian sosial penting untuk dilakukan?

Orang lebih tertarik untuk membuat sesuatu yang pasti, tidak ada yang suka dengan ketidakpastian. Tidak ada. Semua menyukai kepastian. Karena dalam ketakutan kita membutuhkan kepastian untuk berani mengambil langkah. Seperti apa yang nantinya akan mempengaruhi kehidupan manusia itu sendiri .Ya, bualan-bualan tentang penelitian adalah formalitas untuk mendapatkan pemikiran tentang sesuatu, akhirnya formalitas adalah hal yang penting untuk membangun brand diri dalam penelitian sosial.

Pada titik apa manusia dapat mendefinisikan dirinya ahli, kecuali hanya pergulatan horizon yang memungkinkan keterpelajaran, atau dalam bahasa Gadamer sebagai bildug. Memahami melalui pengalaman hermeneutis yang sangat subjektif. Bukankah subjek-subjek yang berkata sama pada wilayah yang sama akan membentuk sebuah konsep yang disepakati bersama, dan itu menjadi pengetahuan. Apa pentingnya?

Masa depan? Supaya orang mau membaca, dan menjadi inspirasi untuk hidupnya? Naif sekali penelitian.