Berdamai dengan Kehidupan dan Kematian

Pengingat terbaik kehidupan adalah kematian. Bahwa setiap hari akan ada mati, setiap yang bernyawa akan mati, akan meninggalkan dunia tanpa terkecuali. Semua akan datang pada saatnya kita menghadapi kematian itu sendiri. Tentang apa yang nantinya mengendap dalam kematian, kita akan menjawabkan ketika mati itu datang sebagai bagain dari kehidupan.

Nir-sunny @wirosasono 2022

Bentuk-bentuk kehidupan dan kematian yang begitu beragam dalam intepretasi manusia, akan membentuk manusia menemukan jalannya. Menemukan apa yang sebenarnya ada dalam diri, sebagai bagain penting dalam hidup. Satu-satunya cara untuk menikmatinya adalah berdamai dengan mereka, membiarkan mereka hadir dalam kemewaktuan yang tidak akan pasti sampai pada titik apa kehidupan akan berakhir.

Langkah belajar untuk berdamai ini sangat berbeda antar satu manusia dengan manusia lain, dengan pelbagai cobaan yang terus menghadang, hadir sebagai bentuk ketubuhan manusia. Berdamai dengan mereka berarti juga memaafkan kesalahan masa lalu yang bagi sebagian orang fatal. Sebagian yang lain tidak disadari untuk hidup kembali. Lalu kemanakah bentuk kedamaian yang sesungguhnya dapat hadir?

Mereka hadir dalam titik terendah, titik pasrah bahwa kehidupan ini akan berakhir pada akhirnya. Menyadari kesementaraan yang merupakan keabadian memberikan pengetahuan tentang apa itu sebenarnya damai dalam bentuk pemikiran yang holistik tentang diri kita. Kita sendiri yang mengenali kita, kita sendiri yang menentukan ke arah mana kereta ini akan dibawa, kereta kehidupan. Berdamai dengan menjalani hidup tidak sepenuhnya hanya begitu saja, namun juga memaknainya menjadi pembelajaran. Pembelajaran tentang kehilangan orang yang disayang, orang yang dicinta. Kehilangan inilah yang sepertinya menjadi celah untuk masuk dalam kedamaian yang sungguh.

Tiada lagi keinginan untuk mendapati sesuatu, namun ambisi yang dijaga dalam damai kehidupan. Pemberian akal pada manusia juga merupakan anugrah untuk berdamai dengan kehidupan maupun kematian. Tiada yang lebih menyenangkan daripada menerangi wadah hidup dengan sebenar-benarnya hidup. Tanpa berharap menjadi baik, tanpa berharap menjadi buruk. Begitulah damai sebenarnya.

Leave a comment