Semangat Apa yang Membuatmu Hidup?

Aku beranjak untuk tidak lagi berkaitan dengan masa lalu. Aku tidak ingin terjebak pada masa lalu, aku ingin menghadapi hari ini dengan bahagia, menikmatinya dengan baik, dan setiap detik yang hari ini hadir adalah apa yang telah diperjuangkan selama beberapa tahun aku hidup. Pada hakikatnya aku hanya mencari diri, dan terus menerus khawatir tentang masa depan.

Smoking in the window @wirosasono 2022

Tentang apa yang menjadi bagian penting dalam kehidupan yang nantinya menjadi pemikiran diri, tentang apa yang akan terjadi pada masa depan. tentang apa yang nantinya menjadi bagaina yang tidak terpisahkan dari kehidupan ddiri, anak,istri, keluarga, dan semua orang yang mencintai kehidupan ini dengan baik. Tentnu menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari semangat-semangat yang telah terkumpulkan.

Tentang bagaimana kita mengakhiri kehidupan dengan baik, tentang semua hal yang diimpikan, ambisi, masa depan, dan kesalahan, keresahan masa depan. Apa yang nantinya menjadi titik balik dalam diri yang menjadi bagain penting dalam hidup. itu yang nantinya menjadi semangat. Semangat untuk menjalani kehidupan tidak hanya sekedar begini-begini saja. Lebih dari itu, setiap usaha adalah jalan untuk menapaki masa depan yang tidak akan tahu seperti ujungnya. Apakah akan baik, atau sebaliknya akan membunuhmu dengan pelan.

Apakah kau tetap membuat karya meskipun itu terpuruk, apakah kau akan membuat seni-seni baru yang bahkan orang tidak akan paham. Apakah komunikasi yang kau buat hanya sekedar bentuk komunikasi biasa, atau lebih dari itu, memberikan pembelajaran tentang bagaimana kehidupan seharusnya.

Aku pusing, jujur aku pusing, dengan kekhawatiran dalam diri, tentang apa yang bisa aku berikan kepada keluarga, apakah ini akan bermanfaat untuk masa depan, Apakah semangat ini akan terus ada sampai mati? Apakah bergulatan pemikiran yang tiada akhir ini akan selesai dengan begitu saja. Kau hanya takut gagal atas semua usaha-usahamu, bukankah moto usaha tidak akan mengkhianati hasil merupakan moto yang terus kau pegang?

Tapi ada satu titik dimana aku hanya merokok dalam diam. Mendengarkan lagu-lagu yang tidak berarti, membangunkan apa yang sebenarnya bisa dibangunkan. Tapi justru bukan itu yang ingin disadarkan, namun keberuntungan dalam hidup yang menjemput rezeki seharusnya kau perjuangkan untuk sekedar, “semangat kembali”. Tapi semangat hanyalah kata, dia tidak termaktub dalam perbuatan, sikap, dan aplikasinya dalam kehidupan. Semangat? Ya, apa yang patut diperjuangkan dalam semangat itu sendiri?

Aku Berharap Menulis Lebih Cepat

Apa yang orang inginkan dari seorang Angga Kusuma Dawami, hanya seorang pemikir amatir yang membicarakan ketidakjelasan. Tidak pula memberikan solusi yang tepat, namun bukan hanya itu sepertinya. Membuat dominasi pikiran yang terkurung dalam tulisan-tulisan yang tidak jelas. Aku berharap aku bisa menulis lebih cepat daripada pikiranku sendiri.

Apa kemampuan yang bisa dibanggakan dari seorang Angga, kecuali hanya bualan teori yang sering dilontarkan, dan kebusukan hidup yang kadang mendominasi apa yang dipikirkan. Pembelajaran yang banyak mahasiswa tidak paham, tapi apalah itu semua yang diperjuangkan? Apa yang nantinya menarik untuk dituliskan. Pada titik apa sebenarnya kehidupan mendukungmu memberikan jalan yang hebat untuk masa depan.

Apa yang sebenarnya ingin kau sampaikan kecuali hanya bualan masa depan, kenyataan yang tidak nyata sebenarnya. Apa yang nantinya menjadi berguna, atau hanya sekedar menjadi sampah informasi bagi banyak orang? Tujuan boleh berbeda, tentu karya-karya DKV-mu tidak hanya sekedar ukuran anak SMK, yang baru lulus kemarin sore. Apa yang menarik dari seni-seni yang telah kau buat. Apakah ada pameran yang kau ikuti? Apa karya yang menjadi titik tolak atas keresahan pemikiran senimu? Pada titik apa sebenarnya seni itu dibicarakan, bukan hanya sekedar pengembangan diri yang sekedar membicarakan teori.

Pemikiran-pemikiran seni dangkal yang membuatmu terjebak pada tulisan remeh tentang kehidupan. Tapi apakah tulisan-tulisan pada blog ini berguna? Tidak juga aku hanya sekedar menyampaikan apa yang ada dalam pikiran. Dimanakah ujung dari pemikiran yang tidak menyenangkan ini? Hanya sekedar bentuk yang tidak jelas, maka aku berharap menulis lebih cepat, lebih bisa mengevaluasi diri untuk bisa menghasilkan pemikiran yang konstruktif. Tentu ini tidak mudah, bukankah semua jalan memang tidak ada yang mudah untuk dilalui. Setidaknya kau perlu kendaraan yang canggih untuk melibas berbagai medan kehidupan. Kalau mereka bisa, biarkan mereka saja, bukankah kau selalu mengatakan itu dikelas? Tentu pemikiran ini hanya pemikiran, tulisan hanyalah tulisan. Tidak lebih, dan tidak kurang, hanya interpretasi saja yang membedakan antara satu tulisan dengan tulisan lain.

Kita ini Hanya Berusaha, Selebihnya Tuhan yang Menentukan

Pada titik tertentu kita seringkali merasa bahwa ini merupakan jalan yang tidak baik. Belum tentu jalan yang tidak baik merupakan sebuah hal yang tidak baik. Tidak pula jalan yang baik merupakan hal baik untuk diri kita. Membentuk pemikiran seperti ini hanya akan mendapatkan cemooh bagi banyak orang. Karena pada hakikatnya orang akan mengejar kehidupan yang telah bertahan selama bertahun-tahun untuk menadapatkan apa yang diimpikan. Antara nafsu, ambisi, pemikiran akan sejalan dengan kehidupan yang nantinya membentuk diri sebagai bagaian dari dunia.

Namun apakah usaha akan mengkhianati hasil? Belum tentu, karena pada akhirnya kita hanya berusaha, dan semua hasil akan dikatakan oleh waktu untuk membentuk diri sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari ketubuhan diri. Tentang apa yang nantinya menjadi hasil hanya Tuhan yang memutuskan pada titik apa kita akan berhasil, dan sukses tentunya.

Bergerak dalam kediaman merupakan jalan manusia untuk memahami siapa sebenarnya dirinya, akan jadi seperti apa nantinya, dan berakhir seperti apa. Bukankah sebenarnya kita ini hanya berusaha, dan hasil ada ditangan-Nya. Ini juga akan membuat manusia sadar bahwa apa yang dilakukan hanyalah hasil pemikiran, perbuatan yang nantinya entah disadari atau tidak pada masa depan.

Kita ini hanya berusaha baik, selebihnya tergantung orang lain menilai bagaimana kebaikan yang diniatkan sebagai bagain yang tidak terpisahkan dari kehidupan. Tentang apa yang menjadi hasil, bukan kita yang menentukan sekali lagi. Tidak ada yang pasti dengan masa depan, namun usaha hari ini akan membuahkan hasil pada masa depan yang tidak pasti. Yang pasti adalah kematian yang nanti akan menghampiri dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia itu sendiri. Apakah akan baik, atau baik-baik saja? Atau malah lebih buruk? Tiada yang tau.

Menuju Impian

Hidup yang diperjuangkan akan dipertaruhkan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan itu sendiri. Mimpi menjadi kunci, manusia untuk terus menghidupkan dirinya sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari jasad yang terus menerus hadir sebagai pengetahuan manusia. Kita ini hanya sekedar berusaha, selebihnya kita menerima hasil. Bahkan dalam proses sekalipun mimpi berperan untuk menjaga api semangat menjalani kehidupan itu sendiri. Entah ketika hidup harus turun, atau seperti tidak ada harapan untuk menjadi manusia.

Life to the dream @wirosasono 2022

Semua akan kembali, kita tidak pernah tau rasanya apabila tidak pernah mencoba, bagaimana rasanya, bagaimana kondisi yang sebenarnya terjadi. Dan kita juga akan terus menerus menghadapi masalah, kita kan hidup kan ya? Masing-masing kita memiliki jalannya masing-masing. Menjalani hidup bukan hanya sekedar bentuk yang semu, namun nyata untuk hadir sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari manusia itu sendiri.

Masing-masing pribadi menuju impiannya. Impian yang banyak orang mungkin tidak menyenangkan, tapi bagi diri, merupakan sesuatu yang menyenangkan sebagai semangat yang terus menerus harus dijaga. Dalam tahap tertentu, impian ini menjadi pembangkit ambisi yang terus menerus harus dikeluarkan sebagai bagian dari kehidupan. Mari menuju mimpi dengan baik.

Aturan yang Dibuat

Apa yang dibuat adalah apa yang menjadi penting untuk ditaati sebagai bagain yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia itu sendiri. Aturan tetaplah aturan, tapi dia akan melanggar apabila mengetahui celah yang seharusnya hadir sebagai bagian yang tidak terelakkan dari aturan tersebut.

Apakah nantinya aturan ini menjadi penitng untuk dihadapi sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia, maka ada hukum yang berlaku. Siapa yang berkuasa, maka dia akan memberikan perhatian penuh dalam pemberian manusia itu sendiri sebagai kekuatan modal pengetahuannya. Tentang apa yang nantinya hadir pada aturan, tersebut, setidaknya manusia hanya berusaha, bukan untuk melawannya. Namun meluruskan karena memiliki kuasa atas aturan tersebut.

Pada titik apa aturan itu dibuat? Untuk ditaati, atau untuk dilanggar?

Bersenang-senang dengan Kepahitan

Kepahitan adalah sesuatu yang banyak orang hindari untuk dapat mencapai sebuah definisi pahit itu sendiri. Tentang bagaimana kepahitan hadir dalam kehidupan tidak akan mudah untuk dipahami apabila kita hanya bergerak pada titik yang tidak konsisten pada titik pahit tesebut. Mungkin hari ini kita tidak beruntung untuk mendapatkan rejeki, mungkin juga kita tidak mencapai titik yang menyenangkan.

Tapi bukankah kita memerlukan kepahitan untuk dapat mendefinisikan kebahagiaan, let say, tidak pahit. Mendalami bagaimana orang dapat bersenang-senang dengan kepahitan adalah sebuah cara tersendiri untuk mendefinisikan pahit. Kopi tanpa gula itu pahit, rokok itu pahit, bahkan kehidupan itu pahit. Tanpa itu, kita hanya terjebak pada kesenangan sementara tentang apa itu pahit. Apa itu indah, apa itu kesenangan. Terlebih kita terbuai dengan keseharian yang membuat kita melupakan kepahitan hidup. Tentang bagaimana kehidupan yang harus dijalankan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari manusia itu sendiri.

Apa yang sebenarnya aku ingin hasilkan dari kepahitan ini? Perjalanan Solo-Jogja-Jakarta-Bogor-Bekasi? Tidak juga, setiap perjalanan selalu memberikan pandangannya sendiri tentang kehidupan manusia itu sendiri. Jadi, anggaplah aku sedang bersenang-senang dengan kepahitan. Berapapun besar biaya yang telah dikeluarkan untuk perjalanan kepahitan pendidikan ini adalah biaya yang pantas, tentu aku menyebutnya begitu, untuk mendapatkan pemahaman yang tidak hanya sekedar terjebak pada kulit semata. Lebih dari itu, bisa menjadikan diri ini lebih baik, menjadi pemikira yang tidak egois untuk mendapatkan keuntungan secara duniawi, namun bergerak pada dimensi-dimensi kepahitan yang begitu beragam lain. Apa yang akhirnya akan hadir hanyalah hadir sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan ini. Nantinya kita akan bergerak sesuai dengan kemampuan, kepahitan yang kita rasakan.

Tapi tentu kebahagiaan menjadi tujuan bersama untuk dibangunkan dalam dimensi pengetahuan yang lebih luas. Lebih dari sekedar bentuk-bentuk pahit itu sendiri. Mendefinisikan kepahitan dalam kehidupan, memerlukan merasakan kebahagiaan yang hadir sebagai pendampingnya.

Mulailah dari Apa yang Kamu Ketahui

Apa yang sebenarnya kita ketahui, kecuali hanya diri kita yang memahami. Keseharian menutup semua itu, terbiasa dalam hari-hari yang begitu-begitu saja. Rutinitas, dan akhirnya secara tidak sadar kita masuk dalam masa tua yang bentuknya tidak hanya sekedar membentuk diri, namun juga terlena dalam keseharian itu sendiri. Maka, mari memulai dari apa yang kita ketahui.

Menulis merupakan sebuah hal yang berat untuk dilakukan, karena pada hakikatnya kita banyak mendengar apa yang telah orang lain katakan. Pada akhirnya kita terjebak pada pandangan orang lain. Dimulai dari harapan-harapan yang diharapkan oleh orang lain kepada dirimu. Membentuk persepsimu terhadap dunia yang tipu-tipu. Penuh dengan hal-hal yang tidak baik untuk bisa memberimu pandangan tentang masa depan. Apa yang akhirnya hadir sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia?

Routine in other room @wirosasono 2022

Apa yang kamu ketahui? Apa yang sebenarnya ingin kamu tunjukkan sebagai manusia yang berfikir dan tentu menjadi pelengkap keseharian yang terjebak pada pengetahuan itu sendiri. Tentang bagaimana akhirnya harus berakhir, tentu ini bukan kuasamu, namun lebih dari itu, menuju apa yang akhir adalah tujuan dari setiap manusia. Apakah semua ini benar? Bukankah kebenaran akan terus menerus dicari untuk membentuk diri menjadi bagian yang tidak tepisahkan dari manusia itu sendiri.

Maka, mulai dari apa yang paling kamu ketahui tentang dirimu. Akan datang pada masanya kamu memahami apa yang sebenarnya perlu diketahui untuk menjadikan diri ini, diri. Diri yang tidak hanya bersandar pada penghidupan orang lain, tapi bertanggungjawab atas apapun yang kita putuskan, kita perbuat. Bukankah hanya kita yang mengetahui apa yang menjadi kebutuhan diri, apa yang menjadi pengetahuan diri.

Memikirkan Seni Bajingan

Bun, hidup berjalan seperti bajingan.

Nadin Amizah – Bertaut

Apa yang sebenarnya bajingan?

Apabila seni menyentuh hal-hal yang tidak dikatakan, maka pada bentuk seperti apakah seni patut diperbincangkan? Mencari bentuk seperti apa yang patut untuk didiskusikan sebagai bentuk pengetahuan tentang seni itu sendiri? Tentang bagaimana konstruksi berfikir untuk diajarkan dalam pengetahuan manusia. Apakah aku mulai gila untuk saling mengeksplorasi tubuh manusia guna dihadapkan pada seni itu sendiri?

Kalau seni memang berkuatan untuk membicarakan apa yang tabu, apa yang sebenarnya tabu dalam kehidupan ini kecuali kita dapat melihatnya sebagai sebuah pengetahuan baru? Pembelajaran seni apa yang patut untuk dipertimbangkans sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia itu sendiri?

Apabila filsafat sebagai pembentuk kebijaksanaan, maka bentuk filsafat semacam apa yang baik untuk pendidikan filasafat itu sendiri? Semua hanya bualan, semua hanya bentuk-bentuk yang tidak pasti pada kehidupan yang tidak baik. Pada titik apa seni dapat hadir dalam senyuman kekecewaan, dalam kehidupan yang menyadarkan kehidupan itu sendiri? Bagaimana membuatmu menangis, membuatmu membuat konstruksi pemikiran yang tidak labih dari pengetahuan seni itu sendiri?

Apabila pengalaman estetis merupakan pengalaman yang membuat orang merasa indah dalam kehidupan, meskipun itu pahit sekalipun, maka bentuk pengalaman estetis seperti apa yang harus dihadirkan dalam pengalaman belajar seni. Belajar tentang apa yang sebenarnya tidak pasti pada titik yang tidak pasti.

Koreksian Ujian

Memberikan nilai bukanlah keahlianku dalam membuat konstuksi berfikir tentang tolak ukur mereka. Namun bukankah setiap dosen wajib memberikan nilai. Nilai biarkan sebagai nilai, tidak lebih hanya sekedar subjektifitas dosen terhadap mahasiswanya. Berapapun nilai yang telah diberikan dosen pada koreksian ujian, hanyalah koreksian yang nantinya akan bersemayam dalam transkrip nilai.

Tapi sesungguhnya apa yang menjadi esensial dari koreksian ujian? Dia hanyalah penanda telah mengikuti ujian yang mendefinisikan tentang kehidupan pembelajaran selama perkuliahan, tidak lebih. Sekedar membuktikan apa yang telah mengendap dalam pemikiran yang selama ini ditempa oleh tugas-tugas yang tidak pasti bentuknya. Apakah nantinya akan membentuk diri, belum tentu juga. Koreksian hanyalah koreksian, tidak lebih dari sekedar tambahan untuk dosen, namun bagi mahasiswa itu sangat berarti. Menentukan arah nilai mereka ke depan.

Ini yang nantinya membuktikan selama perkuliahan akan sampai pada titik apa. Koreksian hanyalah koreksian, dia tidak lebih dari lembaran kertas dengan tulisan nilai dengan otoritas dosen sebagai pengampu untuk memberikan nilai. Semoga menjadi baik untuk ke depan.

Asap-Asap dan Kopi

Apa yang lebih nikmat dari perokok yang menikmati kopi di pagi dan siang hari? Apa yang nantinya akan didapatkan dari bualan asap yang hadir dalam setiap hisapan? Apakah ketenangan, atau lebih dari itu hanya sekedar reaksi kimia untuk otak dapat lebih rileks? Tentu sebenarnya kita para perokok hanya menikmati ritualnya.

Ritus yang menyalakan api kemudian terbakar pada tembakau. Bunyi kretek yang hadir sebagai bagian dari ritual membuat konstruksi pikir tidak hanya sekedar membentuk kepulan asap, namun lebih dari itu memberikan sedikit banyak inspirasi untuk manusia melangkah, menuju hal-hal yang perlu dipikirkan.

Tembakan kopi juga membantu darah untuk menghantarkan untuk lebih cepat, namun cepat juga menghilang. Maka efek candu yang menang harus diakui hadir sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari ritual merokok. Jadi sebenarnya ini tidak menyehatkan, benar. Tapi apakah dengan tidak merokok juga akan sehat? Bukankah bergantung pada apa yang dipikirkan?

Mari kita selesaikan pemikiran kita dan hidup kembali, menjalani kenyataan.