Aku tidak bergerak dalam bidang yang penting dalam kehidupan. Bahkan untuk pengetahuan aku hanya berkutat pada pemikiran filosofis tentang seni. Tapi apakah kemudian seni itu penting? Tidak penting-penting amat sebenarnya. Bentuknya yang terus menerus berubah. Berkorelasi dengan kebutuhan zaman. Tentang bagaimana bentuk seni terus menerus berubah sekedar menjadi tidak penting pada akhirnya.
Apakah kemudian dalam perjalanan ini harus menyerah, harus sesuai dengan bentuk yang tidak disangka-sangka tentang seni itu sendiri. Tentang bagaimana kita memahami pekerjaan bukan hanya pekerjaan. Tentang memahami seni tidak hanya berbentuk formal seni, tapi juga esensi dalam seni yang notabene ada disekitar kita. Apakah kita akan selesai dengan begini-begini saja.
Lalu, apa yang nantinya penting dalam perjalanan, dalam memahami kehidupan yang tidak pasti pada masa depan. Hari inipun aku mencoba untuk memahami kembali apa arti perjalanan sebenarnya. Setahun lalu aku berjuang untuk mendapatkan gelar tertinggi secara formal. Tapi justru aku menemukan kekosongan dalam setahun terakhir tentang apa yang selama ini aku lakukan. Bukankah sebenarnya kita tidak menjadi penting pada akhirnya untuk membentuk diri, untuk terus mempertanyakan apa yang penting dalam kehidupan. Apakah ini yang nantinya membentuk diri pada pemahaman baru, pemahaman tentang apa yang perlu kita evaluasi kembali.
Perjalanan melakukan itu, perenungan bahwa kita bukan apa-apa, bukan siapa-siapa perlu dipahamkan untuk menyelesaikan sebuah tulisan penting untuk manusia. Apakah metodologi yang selama ini aku pahami merupakan hal penting. Apakah tulisan-tulisan sampahku perlu didaur ulang untuk membentuk pengalaman baru. Apakah kemudian kita tidak perlu memahami apa yang kita sebut sebagai pertemuan itu sendiri. Apakah bentuk-bentuk kehidupan harus berakhir pada kematian?
Perjalanan memiliki jalan untuk memahamkan manusia tentang realita. Tentang apa yang kita pahami sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari pengetahuan. Tentu ini berakar pada apa yang juga kita pahami sebagai pra-pemahaman. Tentang apa yang penting untuk diri ini, dan tentang seberapa jauh kita berjalan dan memahami. Proses perjalanan yang begitu beragam, kadang kita juga kehabisan energi untuk kembali menelaah, meromantisasi apa yang nantinya menjadikan kita tidak penting pada akhirnya.
Dan juga menjadi sampah yang tidak perlu diperhatikan. Bukankah sebenarnya kita menjalani perjalanan itu sendiri. Untuk menjadi diri sendiri, untuk terus bermanfaat bagi orang lain. Apakah nantinya ini menjadi tidak baik, tidak pula menjadi baik, pada bentuk akhirnya? Mari kita nikmati perjalanan itu sendiri.