Pekerja Kasar: Supir Angkot

Dalam menjalani kehidupan, apalagi di kota-kota besar, akan menemui angkot-angkot yang siap mengantarkan sesuai dengan jurusan yang telah tertera dalam kaca depan angkot. Mereka terus bekerja bahkan ketika terik, hujan, panas. Angkot harus terus jalan, untuk memenuhi bensin di angkot, dan setoran. Apakah semua harus mereka kerjakan, antara kejar setoran dan mengantarkan para penumpang sampai jalur tujuannya?

Sopir angkot juga merupakan manusia-manusia yang biasa dalam menjalani hidupnya. Mengeluh, bersenang-senang, berinteraksi dengan kawan, keluarga, dan masyarakat sekitarnya. Mereka yang beruntung akan mendapatkan sedikit tambahan untuk menjalani hidupnya hari itu. Namun ada yang harus menambah setoran (nombok) untuk hari itu. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana mereka terus menyediakan jasa layanan antar sesuai dengan trayek yang telah ditentukan dalam keadaan apapun. Meskipun apabila dilihat, sepertinya angkot terlalu banyak untuk mengangkut penumpang, sedangkan penumpang semakin hari harus digerus oleh ojek online yang semakin menjamur.

Supir-supir angkot juga memberikan manfaat untuk masyarakat untuk terus bermobilitas, terutama di kota-kota besar. Angkot menjadi salah satu moda transportasi yang membuat orang bisa menekan biaya perjalanan yang mahal apabila menggunakan moda transportasi lain. Namun perlu diketahui, terkadang akan ditebus dengan waktu yang tidak menentu. Misalkan terjebak macet, maka dipastikan akan menambah waktu untuk sampai ditempat tujuan.

Ketika mereka menghadapi nasib yang kurang baik, maka supir angkot bisa menarik biaya lebih tinggi dibandingkan biasanya. Lagipula mereka juga harus bersaing dengan angkot lain pada trayek yang bersinggungan. Hal ini yang menyebabkan supir angkot harus menahan emosi untuk syahwat mendapatkan penumpang agak banya berkurang. Bukan karena tidak ingin pindah pekerjaan karena supir angkot tidak memiliki penghasilan tetap, namun lebih karena sudah berada dalam zona nyaman untuk menjadikan diri dan keluarga mendapatkan penghasilan tidak tetapnya.

Memasuki bulan puasa, kebutuhan untuk mendapatkan setoran semakin sulit. Antar satu angkot dengan angkot lain akan bersaing untuk mendapatkan penghasilan terbaik. Apalagi dengan banyaknya orang yang malas untuk keluar rumah, kemudian ditambah dengan banyaknya angkot yang ada di jalanan. Tidak sedikit juga mereka yang memilih untuk tidak berpuasa.

Itulah pandangan sedikit tentang supir angkot. Mereka juga pekerja kasar dari koprasi bukan?

Konstruksi Berfikir Mahasiswa

Mahasiswa lebih memilih menjadi anak yang tidak tahu tentang apapun yang sebenarnya menarik untuk diketahui. Hanya saja terkadang, konstruksi berfikirnya tidak sesuai dengan kehidupan yang dia jalani. Masa-masa SMA yang indah tentu menjadi sebuah kebiasaan yang setiap hari dirasakan, dan dibawa setelahnya. Sebagian dari mereka memilih untuk bekerja memenuhi kebutuhan keluarga, maupun dirinya. Sebagian yang lain memilih, ataupun dipilihkan, untuk menempuh pendidikan lebih tinggi.

Pendidikan tinggi membuat orang menjadi lebih dipandang, mengarahkan dirinya menuju hal yang lebih baik, seharusnya. Tapi akhirnya dengan budaya instan yang berkembang di masyarakat menjadikan mahasiswa tidak memiliki sisi kritis untuk menjadi lebih baik. Kebutuhan konstruksi berfikir ini harusnya telah dipikirkan oleh orang-orang yang menjadi pemikir untuk bangsa dan negara. Kehidupan yang membuatnya memilih untuk sebuah jalan yang benar untuk masyarakat secara luas, atau memilih untuk menjadi seorang yang merugikan orang lain.

Fitrah manusia yang sebenarnya tidak memiliki dosa, menjadikan banyak orang memiliki sisi baik. Dalam beberapa kasus, bahkan seorang pelacur-pun tidak akan pernah rela apabila anaknya menjadi pelacur, dalam hati kecilnya. Konstruksi-kontruksi pemikiran manusia yang sebenarnya baik ini, perlu dipupuk agar tidak cenderung menjadi pemikir yang hanya memikirkan dirinya. Manusia juga mengalami proses yang begitu beragam. Mereka yang beruntung lahir di keluarga yang berkecukupan, tentu memberikan kesempatan untuk hidup yang lebih baik tentunya. Bagi mereka yang berasal dari kehidupan yang kurang mampu, cenderung akan terdidik agar lebih survive terhadap hidup.

Konstruksi pemikiran-pemikiran ini yang juga memberikan mahasiswa konstruksinya masing-masing. Beberapa ada yang memilih untuk menjadi pemikir yang sesuai dengan jurusan dalam kuliahnya, atau bahkan menjadi seorang yang hanya ikut dalam arus yang ada dalam masyarakat secara umum terhadap hidup mereka itu sendiri. Sayangnya tidak semua mahasiswa memiliki kebutuhan dirinya agar menjadi lebih baik, sebaliknya banyak dari mahasiswa yang ingin mendapatkan kehidupan yang baik dari apa yang telah diusahakannya.

Latar belakang dari masing-masing mahasiswa tentu memberikan dirinya menjadi pilihannya, seperti halnya manusia mereka juga akan berubah sesuai dengan perubahan pada lingkungannya, kebutuhan dirinya, dan menjadi bagian dalam masyarakat yang bermartabat. Konstruksi pemikiran harus dilatih dalam lingkungan-lingkungan yang positif. Ini yang akan menjadikan mahasiwa memiliki manfaat di masyarakat secara umum. Dan akan memiliki banyak manfaat untuk banyak orang.

Bukankah sebenarnya kita memiliki kesempatan untuk menjadi lebih baik kedepan?

 

Pekerjaan: Menjadi Dosen yang Menginspirasi

Ini merupakan lanjutan tulisan dari Sebuah Pekerjaan Harapan: Dosen dan Mengajar Para Pekerja

Dimana kedua tulisan tersebut merupakan tulisan saya tentang bagaimana pandangan dalam sebuah pekerjaan dan bagaimana pekerjaan ini menjadi asik untuk diceritakan dalam sebuah tulisan singkat di sebuah blog kecil ini.

The mediocre teacher tells. The good teacher explains. The superior teacher demonstrates. The great teacher inspires.
William Arthur Ward

Bentuk pendidikan yang hanya mengandalkan pengajar sebagai sumber ilmu adalah sebuah sistem yang kurang tepat. Karena perkembangan teknologi yang begitu pesat, kita tidak bisa membendung arus informasi, tapi justru harus memberikan arahan tepat untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat bagi banyak orang terutama terhadap peserta didik. Ketertinggalan kita terhadap teknologi akan membuat sedikit banyak materi yang kita tuliskan, ajarkan memiliki perubahan yang signifikan. Kita membutuhkan sebuah sistem baru yang dimana teknologi menjadi bagian dalam dirinya. Bukan materi yang dipaksakan masuk, namun pemahaman terhadap materi inilah yang harus menjadi sistem belajar peserta didik.

Mendemonstrasikan saja, tidak cukup bagi guru yang mampu memberikan hidupnya untuk pendidikan. Namun juga menginspirasi peserta didik agar menjalani kehidupan pembelajaran yang seharusnya. Tidak dipaksakan, namun dipahamkan. Pengenalan sistem inilah yang tidak pernah diajarkan dalam TK-SMA. Justru di kuliah inilah titik dimana kita belajar tentang masyarakat-hidup-dan ilmu pengetahuan yang harus bermanfaat untuk masyarakat. Karena tujuan akhir ilmu pengetahuan bukan hanya untuk kebutuhan industri. Namun juga memberikan pemikiran untuk kontribusi positif terhadap kehidupan masyarakat hari ini. Kebutuhan akan aplikasi-aplikasi ilmu pengetahuan inilah yang harus terus dilestarikan.

Kolaborasi

Kunci untuk mendapatkan keilmuan yang menginspirasi adalah membuat kolaborasi agar tercipta keharmonisan dalam hasil karya yang akan dibuat. Sistem-sistem pembelajaran yang dibuat, haruslah berdasarkan pada kolaborasi-kolaborasi realitas masyarakat hari ini. Totalitas dalam kolaborasi akan menciptakan sesuatu yang mampu menginspirasi orang lain untuk membuat sesuatu yang sama. Produksi karya yang mampu menjadi inspirasi, akan menciptakan inspirasi-inspirasi baru dalam pengetahuan.

Era dimana kita sudah seperti dilipat, tanpa ada batas, membuat kita dapat memberikan hal terbaik untuk banyak orang dengan banyak cara, banyak jalan untuk memahami permasalahan-permasalahan di masyarakat. Apakah itu akan berujung pada kehidupan masyarakat? Setidaknya kita telah mencoba untuk menjadi bagian dari mereka dan menjadikan diri ini bermanfaat untuk sesama.

Begitupun menjadi dosen yang terus menginspirasi harus juga melakukan kolaborasi dengan beberapa instansi yang dapat memberikan dampak positif kepada mahasiswanya. Setidaknya itu usaha pertanggungjawaban dari ilmu yang kita dapatkan.

Bukankah kita berusaha sebaik mungkin untuk menjadikan ilmu pengetahuan ini berkembang sesuai perkembangan masyarakat?

Setidaknya Aku Pernah Menjadi Bos!

Ide menulis ini berawal ketika mendengarkan Ed Sheeran – Thinking Out Loud. Ada sesuatu yang harus aku ceritakan kepada semua orang bahwa, aku pernah menjadi bos dalam sebuah usaha kecil. Dua usaha, yang bisa dibilang dirintis bukan untuk anak seusiaku pada umumnya.

Ketika minggu pagi, jatah menjaga jus adalah jatahku, membeli buah, kemudian mempersiapkan blender, dan membersihkan meja tempat pelanggan akan duduk, serta memanaskan seal untuk cup jus. Semua berjalan dengan begitu saja. Seperti baru kemarin aku mengakhiri kontrak ruko dan menjual seluruh perangkat usaha jus ini kepada orang lain. Tapi, setidaknya aku pernah menjadi bos, meskipun sekarang aku mendapatkan pekerjaan buruh, yang semi bos. Pekerjaan impian dari ketika kuliah S1, dan memberikan seluruh curahan pemikiran kepada pekerjaan buruh ini. Dosen.

2009. Awal tahun itu, aku ingat betul bagaimana aku diskusi dengan bapak dan ibu untuk mendirikan warnet, dengan uang tabunganku yang hanya 500.000. Usaha besar yang pertama setelah banyak usaha kecil muncul dan tumbang, bahkan ketika sudah disiram dengan seluruh uang sakuku yang begitu besar. Meskipun hanya 100 ribu, tapi kala itu perlu lebih dari 5 bulan untuk mengumpulkannya. FYI, Bapak dan Ibu memberikan sistem uang saku dengan sistem gaji. Dan itu dimulai ketika SD kelas 3. Jadi, ketika sekarang ada gaji, serasa biasa saja. Misal dalam satu bulan diberi 90 ribu, dengan asumsi jajan per hari 3 ribu, maka silahkan diatur sedemikian rupa agar cukup. Kalau lebih silahkan untuk jajan sesuka hati, kalau kurang tidak boleh meminta, karena waktu itu keuangan keluarga sedang kurang sehat, dan diusia masuk SMP, aku bisa memahaminya. Dan layar bioskop, sepatu, adalah belanja tiap semester, ketika liburan.

2009. Usaha bernama “21 Rental” didirikan secara tidak resmi, dengan dibelinya komputer seharga 800.000, yang kala itu cukup untuk sebuah rental kecil demi memulai usaha baru. Cukup 3 bulan, Bapak menawarkan, tentu dengan melihat cashflow yang ada dalam usaha tersebut, dan dinyatakan sehat, ditawarkannya BPKB kendaraan Supra X tahun 2000. Masuk ke BPR kecil untuk modal tambahan. Dan berakhirlah dengan gelontoran dana 5 juta rupiah untuk mengembangkan jadi 5 unit. Maka, segmen yang tadinya Rental, berubah menjadi WARNET. Dan ditahun inilah pertama kali merasakan gajian tiap bulan, meskipun Ibu selalu membantuk menjagakan, karena terletak di rumah warnetnya. 2010, merek “21 Rental” berubah menjadi “21 Net&Rental”. Setiap bulan bisa dipastikan 200 ribu masuk ke kantongku untuk gaji. Sejak saat itu, aku tidak pernah meminta jatah bulanan uang saku-sampai sekarang. Dua tahun berjalan, 2011, kita merger dengan salah satu mahasiswa Bapak, dan membangun warnet 24 unit di Cemani. Wow! Penghasilan pun melonjak. Namun, dalam 7 bulan berjalan merger ini terdapat banyak masalah yang muncul, kemudian, dipecahlah usaha yang ada di Cemani. Dibopong di tahun 2012 ke Purbayan lagi, dan muncullah “in D, in Different”. Game online yang juga warnet.

Pertengahan 2013, memasuki semester 6 dan sebentar lagi akan menjalani Tugas Akhir di S1. Akhirnya “in D” dijual seluruh komputer yang tersisa, dan menyisakan beberapa rupiah untuk modal TA. Yes, nanjak gunung. TA yang paling menyenangkan, sekaligus menegangkan. Karena tidak pernah sebelumnya naik gunung, dan ini harus naik gunung. Akhirnya, 2013 – 2015 saat menjalani TA dan menyelesaikan S1, serta mendaftar S2, menjadi buruh gunung di Jelajah Gunung. Itu buruh ya, bukan bos.

Akhir 2015, sebuah usaha baru dirintis. Healthy and Fresh Juice. Ini merupakan usaha kesekian yang dibangun, dan pada akhirnya akan tiada juga. Setidaknya saat ini dibangun, visi membangun rumah tangga yang sakinah mawadah, wa rahmah adalah visi besar. Karena di akhir tahun 2015 ini juga, aku dan Miranti Kencana Wirawan, resmi bertunangan. Dan Alhamdulillah di 2016, kami menikah.

2016 akhir, aku mendapatkan tawaran untuk menjadi dosen di Jakarta. Dan cepat saja, tawaran itu aku ambil. Rela tidak rela, Healthy and Fresh Juice harus dilepaskan di Februari 2017. Masih segar terasa bagaimana setiap pembukuan yang biasa dilakukan sejak 2009, sampai 2017 terlebih dalam membangun pemikiran sebagai seorang bos, tidaklah mudah. Menjadi bos itu benar-benar menyenangkan, banyak kekuasaan yang bisa dipegang, bisa memutuskan apa yang menjadi tujuan perusahaan, meskipun skalanya kecil, dan bisa memberikan lapangan pekerjaan bagi mereka yang membutuhkan. Warnet maupun Jus, keduanya memiliki pegawai yang setidaknya bertahan lebih dari 1 tahun.

Apakah semua itu disesali? Tidak. Selain menjadi bos, aku juga pernah menjadi jongos yang dibayar rendah, dan sempat menulis tentang apa yang para buruh makanan rasakan di sini. Ini merupakan tulisan etnografi pertama ya, walaupun tidakĀ  mendalam. Perjalanan selama lebih dari 8 tahun, berusaha di bidang wirausaha, menjadikan diri ini tertempa untuk terus bangkit meskipun banyak naik turun usaha yang pernah dilaluinya. Apakah kita pernah menjadi bos? Aku pernah.

Kurang Bersyukur Saja Kamu Itu!

Banyak orang yang hari ini harus mempertaruhkan hidupnya dengan waktu, hanya untuk dapat mendapatkan kelangsungan hidup dengan makan yang tidak minim. Akan sangat buram ketika kita hanya melihat tentang kehidupan ini dari sisi apa yang kita jalani hari ini. Bukankah nafas kita sekarang sangat dirindukan oleh orang-orang yang ingin bernafas dengan bebas dengan segala oksigen yang ada di sekitar kita.Hanya saja kita terlalu banyak mengeluh tentang keadaan yang kita rasakan hari ini.

Tulisan inipun sebenarnya adalah suar untuk membantu diri agar kesombongan dalam diri menjadi tidak sombong. Akupun menyadari bahwa dalam setiap diri manusia terdapat sisi negatif yang menjadi lawan dari sifat positif. Dan itu manusia, itulah ketika istigfar menjadi sarana pengampunan untuk hamba-hamba-Nya.

Tukang sepatu yang lewat di depan rumah, membuktikannya. Dia berusaha sebaik mungkin untuk mendapatkan rejeki sedikit hari ini. Apakah memang dia tidak memiliki tanggungan di rumahnya, atau misalkan memiliki kewajiban untuk membayar hutang? Banyak manusia yang hidup bukan hanya untuk uang, namun juga telah menjual jiwanya guna memperkaya, dan menyombongkan diri.

Kebutuhan akan syukur hanya akan muncul kepada mereka yang merasakan sakitnya kehidupan. Bahkan dalam kenikmatan dalam sakit inilah orang-orang yang pandai bersyukur akan menemukannya. Kebiadaban kehidupan untuk banyak orang akan mempengaruhi seberapa kita bersyukur kepada kehidupan yang sesungguhnya abadi. Bukankah dunia ini adalah penjara bagi orang-orang muslim?

Penjara bukan berarti seluruh kehidupan akan berubah menjadi buruk ketika kita memasukinya, dan menjalani kehidupan didalamnya. Alloh selalu tau bahwa kita membutuhkan ini untuk kelak ditujukan kepada suatu hal yang telah Alloh tentukan guna memahami diri lebih baik, memahami bahwa dunia benar-benar fana, dan kita ini sebenarnya mati.

Jadi, apabila hari ini kamu merasa bahwa kamu adalah makhluk paling menderita, kamu itu kurang bersyukur saja.

Babak Baru Dangdut Indonesia

1

Via Vallen terhitung berhasil membuat panggung Indonesian Choice Awadrs di NET. berakhir dengan tepuk tangan meriah. Disitulah ditunjukkan bagaimana musik dangdut masuk dalam jajaran musik yang saat ini sedang naik daun. Kebutuhan hiburan yang tidak pernah turun, menjadikan dangdut tidak hanya digemari masyarakat menengah ke bawah, sudah masuk segmen menengah ke atas. Melintasi batas peruntukannya sebagai musik masyarakat kecil.

Babak baru ini akan menjadikan biduan-biduan macam Via, Nella, Audy, yang bergerak dalam genre Dangdut dapat menaikkan rating mereka secara signifikan. Via menunjukkan eksistensi yang tidak hanya ada pada panggung-panggung kecil, namun juga merebak ke panggung-panggung nasional. Maka tidak mungkin dalam waktu dekat akan menjadi sebuah ikon baru musik Indonesia pada tahun-tahun sekarang. Padahal dangdut, terutama dangdut koplo, juga merangkak dari bawah, melewati jenis-jenis musik yang diperuntukkan komunitas masyarakat menengah keatas.

Babak Baru

Kesempatan ini merupakan sebuah kesempatan yang dapat diambil guna menggali potensi kreatif di Indonesia, saya rasa. Peruntukan dangdut yang merubah segmen-nya tentu akan memberikan ruang kepada seniman-seniman dangdut lain, seperti Demy, meng-Indonesia-kan dangdut.

Kedepan, dangdut akan menjadi salah satu jajaran musik yang digemari untuk kalangan banyak, saya rasa. Kehidupan musik di Indonesia-pun akan terus bergerak naik. Begitupun instrumen-instrumen pendukung musik dangdut itu sendiri, meskipun bang Rhoma Irama, sang Raja, tidak berkenan koplo masuk dalam genre-nya.

Semoga menjadi berkah.